REJEKI ITU HAKNYA ALLAH.. KITA BEKERJA ITU HANYA IKHTIAR SAJA!

Kita tidak akan tahu rezeki yang datang pada kita dari mana, apakah itu dari pekerjaan kita sehari-hari ataukah dari hal yang tidak terduga. Yang jelas, Allah menyuruh kita untuk bekerja dan berusaha
Seperti kisah tulisan Yeti Haryati di bawah ini, sudah tersebar di berbagai sosmed, mungkin kita akan merasa malu pada diri sendiri jika membaca kisah ini:
REJEKI BANYAK BENTUKNYA
Kemarin hujan mulai jam 9 pagi, seorang tukang rujak numpang berteduh di teras ruko saya.

Masih penuh gerobaknya, buah-buah tertata rapi. Kulihat beliau membuka buku kecil, rupanya Al Quran. Beliau tekun dengan Al-Qurannya. Sampai jam 10 hujan belum berhenti.
Saya mulai risau karena sepi tak ada pembeli datang.
Saya keluar memberikan air minum.
“Kalau musim hujan jualannya repot juga ya, Pak… ” .. “Mana masih banyak banget.”

Beliau tersenyum, “Iya bu.. Mudah-mudahan ada rejekinya.. .” jawabnya.
“Aamiin,” kataku.

“Kalau gak abis gimana, Pak?”. tanyaku.
“Kalau gak abis ya risiko, Bu.., kayak semangka, melon yang udah kebuka ya kasih ke tetangga, mereka juga seneng daripada kebuang. kayak bengkoang, jambu, mangga yang masih bagus bisa disimpan. Mudah-mudahan aja dapet nilai sedekah,” katanya tersenyum.

“Kalau hujan terus sampai sore gimana, Pak?” tanyaku lagi.
“Alhamdulillah bu… Berarti rejeki saya hari ini diizinkan banyak berdoa. Kan kalau hujan waktu mustajab buat berdoa bu…” Katanya sambil tersenyum.

“Dikasih kesempatan berdoa juga rejeki, Bu…”
“kalau gak dapet uang gimana, Pak?” tanyaku lagi.

“Berarti rejeki saya bersabar, Bu… Allah yang ngatur rejeki, Bu… Saya bergantung sama Allah.. Apa aja bentuk rejeki yang Allah kasih ya saya syukuri aja. Tapi Alhamdulillah, selama saya jualan rujak belum pernah kelaparan.
“Pernah gak dapat uang sama sekali, tautau tetangga ngirimin makanan. Kita hidup cari apa Bu, yang penting bisa makan biar ada tenaga buat ibadah dan usaha,” katanya lagi sambil memasukan Alqurannya ke kotak di gerobak.
“Mumpung hujannya rintik, Bu… Saya bisa jalan ..Makasih yaa ,Bu…”
Saya terpana… Betapa malunya saya, dipenuhi rasa gelisah ketika hujan datang, begitu khawatirnya rejeki materi tak didapat sampai mengabaikan nikmat yang ada di depan mata.
Saya jadi sadar bahwa rizki hidayah, dapat beribadah, dapat bersyukur dan bersabar adalah jauh… jauh lebih berharga daripada uang, harta dan jabatan…
......................

Kawan-kawanku, ada kisah lainnya yang pernah saya baca. Seorang tukang kayu yang menempelkan tulisan di tempat kerjanya. 
"KERJA ADALAH SELINGAN MENUNGGU WAKTU SHOLAT.."

Tukang kayu itu setiap ada panggilan adzan dia bergegas ke masjid, mengganti baju yang bersih dan meninggalkan pekerjaannya. Usai sholat dia mulai bekerja lagi... Begitu seterusnya! 
Adzan.. Sholat tepat waktu
Bekerja lagi... 
Adzan... Sholat lagi tepat waktu
Lalu dia bekerja lagi...

Kita yang masih hidup dalam nafsu mengejar dunia, seolah berlomba banyak-banyakan harta, semua harus didapat biar bisa dipamerkan.. Jadi simbol kesaksesssan! 
Mobil mewah, rumah megah.. Semua dikejar walaupun harus rela menggadaikan harga diri ke bank.. Utang sekarang, urusan belakangan!

Kawan.. Tahukah kamu kenapa kain kafan tak bersaku? 
Karena semua yang kita kejar sekarang hanya semu, tidak dibawa mati dan akan sirna berlalu..

@Saptuari
Sumber: FB Saptuari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BACA JUGA

 
Copyright © 2015 Cerita Cinta dan Cerita Hikmah
Distributed By My Blogger Themes | Design By Herdiansyah Hamzah